SHARE

onferensi pendidikan : Pendidikan di Timur Indonesia di Jakarta, Sabtu (24/9/2022).

CARAPANDANG - Sebanyak 15 penggerak pendidikan dari berbagai wilayah di Indonesia bagian timur saling berbagi praktik baik melalui konferensi pendidikan yang diselenggarakan Yayasan Indonesia Mengajar.

“Konferensi ini menghadirkan empat ruang yakni kebijakan, budaya dan pendidikan, inisiatif, serta dampak berkelanjutan. Kami duduk bersama untuk berbincang dan menyaksikan bagaimana pendidikan di akar rumput bekerja,” ujar Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono, di Jakarta, Ahad.

Ia menyampaikan apresiasi pada seluruh penggerak pendidikan yang sudah 12 tahun bekerja bersama Indonesia Mengajar. Selama 12 tahun berkiprah, total terdapat 1.155 pengajar muda dari Indonesia Mengajar yang sudah bekerja di 38 kabupaten di Tanah Air.

Dia menjelaskan selama ini, kebijakan yang berasal dari pemerintah pusat kurang memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dari daerah. Akibatnya pelaksanaan kebijakan tersebut menjadi kurang efektif.

Dosen Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Maria Regina Jaga, menyatakan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia bagian timur memiliki semangat dan daya juang tinggi agar mendapat pendidikan yang setara dengan orang-orang di Indonesia Barat.

"Keterbatasan tidak menjadi hambatan, tapi batu loncatan untuk bergerak lebih baik," kata Maria.

Berbagai persoalan yang dihadapi diantaranya kesulitan akses sarana dan prasarana dalam menjalani pembelajaran. Terutama pada soal listrik dan jaringan internet.

Akan tetapi masyarakat di daerah itu masih bisa beradaptasi. Tantangan tersebut, disulap menjadi sebuah solusi. Utamanya, tantangan pendidikan tersebut bisa dijawab dengan memaksimalkan pembelajaran budaya dan lingkungan sekitar.

"Jadi kalau stigma yang bilang bahwa kami Indonesia Timur terbelakang, itu sebaiknya datang dulu. Semua kekurangan kami, semua problematika yang kami hadapi, kami bisa ubah untuk mendapat kesempatan belajar yang lebih," kata dia.

Maria menilai program Indonesia Mengajar berdampak positif bagi para pengajar muda yang berpartisipasi. Menurut dia, pengajar yang ada di wilayah timur mendapat bekal pengalaman dan pembelajaran yang lebih kontekstual.

Penggerak pendidikan dari Kabupaten Maybrat, Amus Atkana, menjelaskan dirinya mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang membantu anak-anak di daerahnya belajar.

“Awalnya didirikan rumah belajar karena khawatir melihat anak-anak lebih banyak bermain. Kemudian, kami mendirikan rumah belajar selama satu tahun terakhir dan mendapatkan respon positif dari masyarakat,” kata Amus.

Amus yang bekerja serabutan tersebut, bersama istrinya mengajar anak-anak di wilayah tersebut.

“Jika kita ingin melangkah 1.000 langkah, selalu diawali dengan satu langkah pertama,” ucap Amus lagi.*



Tags
SHARE