SHARE

Deswerd Zougira, SH, Kordinator SCW Sulut

CARAPANDANG

[MANADO] - Proses pilrek  (pemilihan rektor) Unsrat (Universitas Sam Ratulangi) Manado terus mendapat perhatian serius Sulut Corruption Watch (SCW).

Dihubungi malam tadi, Rabu (01/06/2022), Koordinator SCW, Deswerd Zougira,  menyebut pihaknya menaruh perhatian serius pada pelaksanaan pilrek karena sudah menyangkut masa depan Unsrat.

"Masa depan Unsrat ditentukan oleh pelaksanaan pilrek saat ini. Bila pilrek diwarnai dengan praktek suap menyuap maka dipastikan masa depan Unsrat akan kelam", katanya.

Itulah sebabnya Deswerd berharap Mendikbud segera membentuk Tim Penilai Kinerja Calon Rektor untuk menelusuri rekam jejak calon rektor, termasuk menelusuri dugaan suap menyuap yang sudah dilaporkan ke Kejati pasca pilrek lalu.  Bila betul ada calon rektor yang terlibat maka Mendikbud harus mengeluarkan yang bersangkutan dari daftar calon dan melakukan penjaringan atau penyaringan ulang.

Kata dia, semua hal-hal itu sudah diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 19 Tahun 1917 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri.

"Jadi Mendikbud wajib membentuk Tim. Toh hasil kerja Tim  yang akan dipakai sebagai dasar Mendikbud  menyalurkan hak suaranya yang 35 persen itu di pilrek putaran kedua nanti", jelasnya seraya menambahkan Mendikbud bisa digugat bila tidak membentuk Tim.

Seperti diketahui, pilrek Unsrat putaran pertama sudah digelar April lalu. Terjaring tiga nama calon rektor yakni Dedi Tooy 29 suara, Fabian Manopo 13 suara dan Grevo Gerung 11 suara. Pilrek  diwarnai protes. Isu suap menyuap pun berhembus. Benarkah ada dugaan keterlibatan gubernur?[]