SHARE

Yayasan Anak Indonesia Belajar menggelar Training Baca selama 7 hari yang berlangsung dari tanggal 12 -18 September 2021. 

CARAPANDANG.COM - Setiap 8 September diperingati sebagai Hari Aksara International. Indonesia sendiri, masih berada diurutan ke-4 sebagai negara buta aksara dunia. Kondisi ini tentu butuh perhatian serius dari pemerintah.

Di sisi lain, saat ini kita sedang dihadapkan pada sistem pendidikan yang cukup dilematis. Bagaimana tidak?, peraturan pemerintah melalui Kemendikbud, melarang memasukkan kurikulum membaca pada anak-anak usia pra sekolah, sementara kurikulum kelas 1 Sekolah Dasar (SD), menuntut anak harus bisa baca. Hal  ini, tentu menimbulkan dilema tersendiri, bagi orang tua yang memiliki anak usia pra sekolah.

Belajar membaca, selain kompleks, karena melibatkan seluruh area sensorik, juga membutuhkan waktu yang cukup panjang. Rata-rata, anak membutuhkan waktu 480x pertemuan untuk bisa belajar membaca dengan lancar tanpa tekanan. Namun, adanya peraturan pemerintah yang tumpang tindih itulah, yang menyebabkan banyak kita jumpai anak - anak usia SD yang belum melek baca. 

Ketidakmampuan anak dalam membaca di usia SD akan menyebabkan dampak yang sangat kompleks, tidak hanya pada anak, tetapi juga orang tua dan guru. Diantara dampak yang ditimbulkan adalah : 

Bagi Anak
1. Anak mengalami kesulitan menerima materi di sekolah 
2. Anak tidak mampu menyelesaikan tugas - tugas yang diberikan oleh guru
3. Anak akan tertinggal dengan teman - temannya 
4. Anak mengalami ketidakpercayaan diri 
5. Anak akan menarik diri dari lingkungannya
6. Anak merasa tertekan dan berpengaruh pada gangguan perilaku
7. Anak enggan bersekolah, dan akibat terfatal adalah terjadinya putus sekolah pada anak 

Bagi Orang tua 
1. Beban kerja orang tua semakin berat 
2. Orang tua akan cenderung menyalahkan anak, guru dan sistem pendidikan,
3. Orang tua menjadi frustasi, stress bahkan depresi 
4. Terjadi kekerasan fisik/verbal pada anak 

Bagi Guru 
1. Beban mengajar bertambah berat 
2. Guru mengalami tekanan 
3. Guru menjadi frustasi, stress bahkan depresi
4. Terjadinya kekerasan fisik/verbal oleh guru kepada anak didik.  

Halaman :
Tags
SHARE