SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Harga emas kini berada dalam zona koreksi, setelah para pelaku pasar mulai melakukan aksi taking profit di komoditas tersebut seiring meredanya resiko geopolitik. Laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah pun juga belum mampu mendorong harga emas.

Pada perdagangan Jumat (3/5/2024) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,08%% di level US$ 2.301,56 per troy ons. Hal ini menjadikan emas turun dua hari beruntun dan berada di level terendah dalam satu bulan.

Sementara, hingga pukul 06.30 WIB Senin (6/5/2024), harga emas di pasar spot nyaris tidak bergerak dan melemah tipis 0,001% di posisi US$ 2.301,49 per troy ons.

Emas jatuh ke level terendah satu bulan pada perdagangan Jumat meskipun data pekerjaan AS lebih lemah dari perkiraan, memperpanjang koreksi dari reli bulan lalu karena investor mulai terus melakukan aksi taking profit seiring meredanya risiko geopolitik.

Harga emas dengan cepat turun setelah melonjak setinggi US$ 2,320.78 per troy ons setelah rilis data yang menunjukkan non-farm payrolls AS meningkat sebesar 175,000 pekerjaan pada bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 243,000.

"Lonjakan awal harga emas berdasarkan laporan ketenagakerjaan Goldilocks cukup menarik banyak aksi taking profit, yang menunjukkan pembeli semakin berhati-hati setelah reli yang luar biasa pada bulan April dan respon yang biasa-biasa saja setelah komentar ramah Powell pada hari Rabu," ujar Tai Wong, analis New York kepada Reuters.

Meskipun data ketenagakerjaan memperkuat ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga tahun ini, yang seharusnya mendukung emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, namun investor justru beralih ke aset-aset yang lebih berisiko.

Pergerakan emas juga tampaknya mengabaikan penurunan imbal hasil Treasury AS yang kini mencapai 4,49% hingga perdagangan Jumat (3/5/2024).

Bullion safe-haven telah turun 5,7%, atau sekitar US$140 per troy ons, sejak mencapai rekor tertinggi US$2,431.29 per troy ons pada bulan April, didorong oleh gejolak di Timur Tengah dan pembelian bank sentral yang kuat.

"Ada kekhawatiran bahwa emas akan turun lebih jauh jika aksi beli di Asia tidak muncul kembali. Emas bisa turun hingga US$2.150 per troy ons," tambah Wong. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE