SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diperkirakan konsolidasi dibayangi sentimen pengurangan stimulus atau tapering oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed dan kenaikan harga energi.

Rupiah pagi ini bergerak menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.300 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.308 per dolar AS.

"Rupiah mungkin masih berkonsolidasi di area Rp14.300-an hari ini. Sentimen tapering ditambah dengan sentimen kenaikan harga energi dan kasus COVID-19 global yang masih meninggi yang bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi global, masih menjadi penekan rupiah," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurut Ariston, pelaku pasar masih mewaspadai kebijakan tapering yang mungkin akan diberlakukan pada November atau Desember. Tapering tersebut menandai dimulainya kebijakan pengetatan moneter.

Tapering diperkirakan diakhiri pada pertengahan 2022 yang kemungkinan besar akan diikuti dengan kenaikan suku bunga beberapa bulan berikutnya yang artinya bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Kenaikan harga energi telah menekan pertumbuhan manufaktur China pada bulan terakhir dan juga menganggu perekonomian di sejumlah negara Eropa. Ini bisa menjadi sentimen negatif untuk aset berisiko," ujar Ariston.

Halaman :