SHARE

Mempersembahkan Kekayaan Seni-Budaya di Pergelaran Sabang-Merauke

Menjadi bangga

Kikan menambahkan, tingkat kesulitan menjadi MD di Pergelaran Sabang-Merauke, yaitu harus bisa menyampaikan esensi secara tepat dari setiap musik, lagu dan tarian yang dipertunjukkan agar tidak meleset dari konteks.

Selain memastikan alunan musik terdengar sempurna, ia harus membagi fokus ketika tampil sebagai penyanyi.

Karena pada saat tampil, selain mengharuskannya melantunkan suara merdu, juga harus berganti empat busana tradisional dengan waktu terbatas di belakang panggung.

"Yang paling menantang adalah karena setiap daerah memiliki ceritanya sendiri-sendiri, jadi tuntutan mood yang kita sajikan harus sesuai sama lagunya," katanya.

Sementara di back stage, ia mengaku yang paling grasak grusuk karena harus ganti baju sampai empat kali, di mana itu selain seru juga membuat stres.

Ia mengaku waktu awal suaminya yang jadi produser pergelaran ini mengajaknya menjadi MD, Kikan sempat ngambek dan mendiamkannya tiga hari.

Sementara bagi Mirabeth, terlibat dalam pergelaran Sabang-Merauke menjadi suatu kebanggaan tersendiri.

Penyanyi kelahiran Nabire, Papua, ini antusias menjelang tampil awal Juni mendatang.

Ia melakukan berbagai persiapan, mulai dari latihan vokal secara rutin hingga persiapan fisik agar mampu menyuguhkan penampilan maksimal.

"Dengan menjadi bagian dari pergelaran ini saya jadi semakin bangga menjadi orang Indonesia yang sangat kaya akan budaya dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Apalagi, ia membawakan lagu tradisional yang membuatnya terpacu dan tertantang memberikan yang terbaik saat tampil di atas panggung.

Dengan kembali diselenggarakan lagi di Jakarta, Mirabeth berharap pergelaran ini bisa menyebarkan energi positif dan membuat khalayak semakin cinta Tanah Air.

Pergelaran ini menampilkan 21 lagu daerah dan satu lagu nasional, yang dibawakan dengan apik secara bergantian oleh lima penyanyi.

Selain itu pergelaran ini melibatkan 46 musisi tradisional dan modern serta 135 penari yang telah berpengalaman, baik di Tanah Air dan kancah internasional.

Nama-nama besar di panggung seni pertunjukan turut ambil bagian dalam pementasan ini.

Untuk urusan visual, Sandhidea Cahyo Narpati, Pulung Jati, Dian Bokir dan Rizky Dafin berkolaborasi di lini koreografi.

Nuansa etnik kedaerahan juga terasa kental di pagelaran ini berkat kidung dan tim di bagian penata musik tradisional serta dukungan dari Ava & Team Orchestra.

Harmonisasi para pengisi acara ini disimpul dengan manis oleh sutradara Rusmedi Agus.

Sejatinya, pergelaran Sabang-Merauke telah sukses dipentaskan secara live performance di pelataran Candi Prambanan pada akhir Maret 2022.

Kini, kesuksesan itu akan dilanjutkan lagi guna terus membangun semangat dan cinta budaya Tanah Air, dari Sabang hingga Merauke.

Halaman :
Tags
SHARE